Tugas Pelajar dalam Menghadapi Masalah Bangsa Ini
Mari kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada kita. Nikmat yang paling besar bagi kita adalah nikmat iman dan Islam, semoga nikmat iman dan Islam ini selalu abadi hingga yamil qiyamah. Amin, amin ya robbal ‘alamin.
Sholawat beserta salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw, beliau seorang revolusioner ulung yang sampai kini belum ada duanya, berkat beliaulah kita menjadi bangsa yang bermakna, bangsa yang beradab, bangsa yang mampu merajut sejarah masa-masa lalu, maka sudah sepantasnya kita selalu menyampaikan sholawat dan salam kepada belian Nabi Muhammad swa. Sebagai rasa cinta kita, rasa ta’dim kita kepada beliau.
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini judul yang akan saya usung adalah Tugas Pelajar dalam Menghadapi Masalah Bangsa Ini.
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Konon kata orang tua, bumi yang kita pijak ini sudah udur usianya, sudah tua usianya. Ibarat binatang kuda, kuda bila sudah tua, larinya lamban, tenaganya berkurang, berkurang kegesitannya, tetapi nafsunya besar, makannya banyak dan pilih yang enak-enak saja. Demikian pula manusia bila sudah tua jalannya bungkuk, matanya rabun, giginya ompong, kulitnya kriput, lemah tenaganya dan besar nafsunya. Hal demikian pula dialami oleh bumi kita, gunung merapi meletus, banjir bandang di Wasior, bencana sunami di Mentawai dan peristiwa-peristiwa memilukan lainnya. Ini semua akibat dari fenomena alam yang mengisyaratkan kepada kita bahwa alam tidak kekal, alam akan hancur manakala Allah berkehendak.
Apa yang bisa kita perbuat melihat kejadian-kejadian seperti ini, berpangku tangan ? Tiduran di kasur empuk sambil mentertawakan kejadian ini ? Atau bangga tawuran sesama pelajar ?
Tidak ! Tidak ! dan Tidak ! Kita bukan bangsa yang arogan, kita bukan pelajar yang munafiq, tetapi kita adalah bangsa besar yang peduli terhadap sesama, bangsa pemersatu bangsa yang beradab.
Kita sebagai pelajar, sebagai calon pemimpin bangsa, tugas kita saat ini adalah bagaimana kita menjadi pelajar yang baik, mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin. Jawabannya hanya satu belajar, belajar dan belajar. Tanpa belajar nonsen kita bisa berilmu, tanpa belajar mustahil kita punya skil, tanpa belajar pula tak mungkin kita mampu memajukan negeri ini. Bangsa ini butuh generasi-generasi penerus yang handal berkualitas.
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Lantas bagaimana sikap kita dengan kondisi negara yang seperti ini ? Mari kita galang, mari kita bantu semampu yang kita bisa. Kita doakan semoga Allah memberikan yang terbaik untuk saudara-saudara. Insya Allah bila kita bersatu saling bau membau, saling mendoakan apapun beratnya masalah akan bisa terpecahkan. Wa’tasimu bihablillahi jami’ wala tafarroku. Bersatu kita teguh bercerai kita bakal runtuh.
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
.
Kejadian-kejadian yang telah menimpa bangsa ini baik kejadian yang berupa bencana, tanah longsor, sunami, gunung meletus, wabah penyakit, tawuran pelajar, demo para mahasiswa, dan kejadian lainnya, haruslah kita sikapi dengan arif dan bijaksana, marilah kita mengintrifeksi diri. Kekeliruan apa yang telah kita perbuat selama ini ? Betulkah karena perbuatan kita yang salah, memberi kebijakan yang keliru atau betulkah karena kita kurang bisa mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan anugerahkan kepada kita ? Allah SWT berfirman
“Lain syakartum la aziidannakum walain kafartum innaa adzabi lasyadiid.”
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Marilah kita kembali pada Dien kembali ke jalan Allah, kita serahkan kepada Allah karena Dia Maha Mengetahui apa-apa yang telah terjadi dan apa-apa yang bakal terjadi. Kita sebagai hamba, sebagai manusia wajib berihtiar untuk merubah nasib diri, lingkungan, bangsa bahakan dunia pada umumnya.
“Innaallaha la yughoyyiruma biqaumin hatta yughoyyiruma bi anfusihim.”
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, suatu bangsa, sehingga kaum atau bangsa itu sendiri yang merubahnya.
Jadi jelas musibah, kejadian-kejadian yang menimpa kita ini adalah buah dari perbuatan kita.
Akhirnya, kesimpulan dari pidato saya adalah: kejadian-kejadian atau musibah yang menimpa pada kita ini marilah kita sikapi dengan bijak, sebagai pelajar jadilah pelajar yang baik dan selalu bertsyukur pada Allah SWT.
Usikum wanafsi bittaquallah
Ihdinashorotol mustaqim
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tegalgubug, 31 Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar