Jumat, 10 Desember 2010

Naskah Pidato Tugas Pelajar dalam Menghadapi Masalah Bangsa Ini

Tugas Pelajar dalam Menghadapi Masalah Bangsa Ini

Mari kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada kita. Nikmat yang paling  besar bagi kita adalah nikmat iman dan Islam, semoga nikmat iman dan Islam ini selalu abadi hingga yamil qiyamah. Amin, amin ya robbal ‘alamin.
Sholawat beserta salam selalu tercurah  kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw, beliau seorang revolusioner ulung yang sampai kini belum ada duanya, berkat beliaulah kita menjadi  bangsa yang bermakna, bangsa yang beradab, bangsa yang mampu merajut sejarah masa-masa lalu, maka sudah sepantasnya kita selalu menyampaikan  sholawat dan salam kepada belian Nabi Muhammad swa. Sebagai rasa cinta kita, rasa ta’dim kita kepada beliau.
Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini  judul yang akan saya usung adalah  Tugas Pelajar dalam Menghadapi Masalah Bangsa Ini.

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.

      Konon kata orang tua, bumi yang kita pijak ini sudah udur usianya, sudah tua usianya. Ibarat binatang kuda, kuda bila sudah tua,  larinya lamban, tenaganya  berkurang, berkurang kegesitannya, tetapi nafsunya  besar, makannya banyak dan pilih yang enak-enak saja. Demikian pula manusia bila sudah tua jalannya bungkuk, matanya rabun, giginya ompong, kulitnya kriput, lemah tenaganya dan besar nafsunya. Hal demikian pula dialami oleh bumi kita, gunung merapi meletus, banjir bandang di Wasior, bencana sunami di Mentawai dan peristiwa-peristiwa memilukan lainnya.  Ini semua akibat dari fenomena alam yang mengisyaratkan kepada kita bahwa alam tidak kekal, alam akan hancur manakala Allah berkehendak.
      Apa yang bisa kita perbuat melihat kejadian-kejadian seperti ini, berpangku tangan ? Tiduran di kasur empuk sambil mentertawakan  kejadian ini ?  Atau bangga tawuran sesama pelajar ?
Tidak ! Tidak ! dan Tidak !  Kita bukan bangsa yang  arogan, kita bukan pelajar yang munafiq, tetapi kita adalah  bangsa  besar yang peduli terhadap sesama, bangsa pemersatu bangsa yang beradab.
      Kita sebagai pelajar, sebagai  calon pemimpin bangsa,  tugas kita saat ini adalah bagaimana  kita menjadi pelajar yang baik, mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin. Jawabannya hanya satu belajar, belajar dan belajar. Tanpa  belajar nonsen kita bisa berilmu, tanpa belajar mustahil kita punya skil, tanpa belajar  pula  tak mungkin kita mampu memajukan negeri ini. Bangsa ini butuh generasi-generasi penerus yang handal berkualitas.

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Lantas bagaimana sikap kita dengan kondisi  negara yang seperti ini ?  Mari kita galang, mari kita  bantu semampu yang kita bisa.  Kita doakan semoga Allah memberikan yang terbaik untuk saudara-saudara. Insya Allah bila kita bersatu saling bau membau, saling mendoakan apapun beratnya masalah akan  bisa terpecahkan. Wa’tasimu bihablillahi jami’ wala tafarroku. Bersatu kita teguh bercerai kita bakal runtuh.

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
.
      Kejadian-kejadian yang telah menimpa bangsa ini baik kejadian yang  berupa bencana, tanah longsor, sunami, gunung  meletus, wabah penyakit, tawuran pelajar, demo para mahasiswa,  dan  kejadian lainnya, haruslah kita sikapi dengan arif dan bijaksana, marilah kita mengintrifeksi diri. Kekeliruan apa yang telah kita perbuat selama ini ?  Betulkah karena perbuatan kita yang salah, memberi kebijakan yang keliru atau betulkah karena kita kurang bisa mensyukuri apa yang  telah Allah berikan dan anugerahkan kepada kita ?  Allah   SWT berfirman
“Lain syakartum  la aziidannakum walain kafartum innaa  adzabi lasyadiid.”

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
      Marilah kita kembali pada Dien kembali ke jalan  Allah, kita serahkan kepada Allah karena Dia  Maha Mengetahui apa-apa yang  telah terjadi dan apa-apa yang bakal terjadi. Kita  sebagai hamba, sebagai manusia wajib berihtiar untuk  merubah nasib diri, lingkungan, bangsa bahakan dunia pada umumnya.
“Innaallaha la yughoyyiruma biqaumin hatta yughoyyiruma bi anfusihim.”

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, suatu bangsa, sehingga kaum atau bangsa  itu sendiri yang merubahnya.
Jadi jelas  musibah, kejadian-kejadian  yang menimpa kita ini adalah buah dari perbuatan kita.
      Akhirnya, kesimpulan dari pidato saya  adalah: kejadian-kejadian atau musibah yang menimpa pada kita ini marilah kita sikapi dengan bijak, sebagai pelajar jadilah pelajar yang baik dan selalu bertsyukur pada Allah SWT.
Usikum wanafsi bittaquallah
Ihdinashorotol mustaqim
Wassalamu’alaikum  Wr. Wb
                                                                Tegalgubug,  31 Nopember 2010





Tidak ada komentar:

Posting Komentar