Selasa, 23 November 2010

Naskah Pidato

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.

Mari kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada kita. Nikmat yang paling  besar bagi kita adalah nikmat iman dan Islam, semoga nikmat iman dan Islam ini selalu abadi hingga yamil qiyamah. Amin, amin ya robbal ‘alamin.
Sholawat beserta salam selalu tercurah  kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw, beliau seorang revolusioner ulung yang sampai kini belum ada duanya, berkat beliaulah kita menjadi  bangsa yang bermakna, bangsa yang beradab, bangsa yang mampu merajut sejarah masa-masa lalu, maka sudah sepantasnya kita selalu menyampaikan  sholawat dan salam kepada belian Nabi Muhammad swa. Sebagai rasa cinta kita, rasa ta’dim kita kepada beliau

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
        Pada kesempatan yang berbahagia ini  tema yang akan saya usung adalah  Menyukuri Karunia Allah

        Konon kata orang tua, bumi yang kita pijak ini sudah udur usianya, sudah tua usianya. Ibarat binatang kuda, kuda bila sudah tua,  larinya lamban, tenaganya  berkurang, berkurang kegesitannya, tetapi nafsunya  besar, makannya banyak dan pilih yang enak-enak saja. Demikian pula manusia bila sudah tua jalannya bungkuk, matanya rabun, giginya ompong, kulitnya kriput, lemah tenaganya dan besar nafsunya. Hal demikian pula dialami oleh bumi kita, gunung merapi meletus, banjir bandang di Wasior, bencana sunami di Mentawai dan peristiwa-peristiwa memilukan lainnya.  Ini semua akibat dari fenomena alam yang mengisyaratkan kepada kita bahwa alam tidak kekal, alam akan hancur manakala Allah berkehendak.
        Apa yang bisa kita perbuat melihat kejadian-kejadian seperti ini, berpangku tangan ? Tiduran di kasur empuk sambil mentertawakan  kejadian ini ?  Atau kita  berdemo  saling menyalahkan ? 
Tidak ! Tidak ! dan Tidak !  Kita bukan bangsa yang  arogan, kita bukan bangsa yang munafiq, tetapi kita adalah  bangsa  yang peduli terhadap sesama, bangsa pemersatu bangsa yang beradab.
Mari kita galang, mari kita  bantu semampu yang kita bisa.  Insya Allah bila kita bersatu saling bau membau, apapun beratnya masalah akan  bisa terpecahkan. Wa’tasimu bihablillahi jami’ wala tafarroku.

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
Sebagai  hamba yang beriman, kejadian-kejadian  yang telah menimpa bangsa kita ini, atau dunia umumnya. Mari kita bertafakkur, mengintrofeksi diri  dan kembali pada Illahi. Semoga bencana yang menimpa kita ini merupakan  cinta Allah pada kita agar kita selalu ingat, bertsyukur dan selalu menjaga kelestarian alam ini.
Benda atau barang yang kita miliki, apabila kita rawat dan kita jaga dengan baik Insya Allah  benda tersebut akan awet. Namun apabila kita menyia-nyiakan atau sengaja merusak, maka banda tersebut akan rusak  binasa dan tidak bermanfaat  bagi kita.

Para bapak,, ibu dan hadirin yang dimulyakan Allah
        Kejadian-kejadian yang telah menimpa bangsa ini baik kejadian yang  berupa bencana, tanah longsor, sunami, gunung merapi meletus, wabah penyakit, gagal panen dan  kejadian alam lainnya, haruslah kita sikapi dengan arif dan bijaksana, marilah kita mengintrifeksi. Kekeliruan apa yang telah kita perbuat selama ini ?  Betulkah karena perbuatan kita yang salah, memberi kebijakan yang keliru atau betulkah karena kita kurang bisa mensyukuri apa yang  telah Allah berikan dan anguerahkan kepada kita ?  Allah   SWT berfirman

“Lain syakartum  la aziidannakum walain kafartum innaa  adzabi lasyadiid.”

Ma’asirol muslimin muslimat rohimah kumullah.
        Marilah kita kembali pada Dien kembali ke jalan  Allah, kita serahkan kepada Allah karena Dia  Maha Mengetahui apa-apa yang  telah terjadi dan apa-apa yang bakal terjadi. Kita  sebagai hamba, sebagai manusia wajib berihtiar untuk  merubah nasib diri, lingkungan, bangsa bahakan dunia pada umumnya.

“Innaallaha la yughoyyiruma biqaumin hatta yughoyyiruma bi anfusihim.”

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, suatu bangsa, sehingga kaum atau bangsa  itu sendiri yang merubahnya.
Jadi jelas  musibah, kejadian-kejadian  yang menimpa kita ini adalah buah dari perbuatan kita.

        Akhirnya, kesimpulan dari pidato saya  adalah: kejadian-kejadian atau musibah yang menimpa pada kita ini marilah kita sikapi dengan bijak, kita  bantu mereka, semampu yang kita bisa dan jangan lupa mengintropeksi, menjaga dan melestarikan amanah Allah dan selalu bertsyukur.

Usikum wanafsi bittaquallah
Ihdinashorotol mustaqim
W3ssalamu’alaikum  Wr. Wb.


                                                                                     Tegalgubug,  31 Nopember 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar