Setting : Sebuah pekarangan ditumbuhi bambu, pisang dan phon – pohon lainnya. Duduk lima orang pejuang desa sambil membawa senjata seadanya .
Musik : Perjuangan
Letting : Cerah
Komandan : Aku ingin sekolah yang tinggiiiiii sekali, agar dapat membantu orang tua, memerdekakan negeri ini dari jahiliyah. Tapi bagaimana mungkin biaya tidak punya, untuk jajan aja pas-pasan. Punya senjata hanya bambu runcing (saling mengacungkan) inipun tumpul.
Tapi walau bagaimanapun aku yakin dengan semangat pantang mundur (sambil mengepal) aku sanggup memerdekakan negeri ini dari tangan penjajah. Penjajah korupsi, ekonomi dan informatika. Ya to teman-teman ?
Prajurit 1 : Alah....Pak Komandan, apasih penjajah korupsi, ekonomi dan informatika itu. Emang seganas dan sekejam Belanda ?
Komandan : Oh ya pasti mereka-mereka itu lebih buas daripada serigala, lebih ganas dari letusan gunung merapi dan lebih kejam dari ibu kota.
Prajurit 1 : Wuihhh ngeri amat !
Prajurit 2 : Loh Ton kamu gak tahu ya, kita tuh berjuang dengan senjata ini untuk menggempur dan menumpas mereka yang kian hari kian bergentayangan di mana-mana.
Prajurit 3 : (Merapat ke prajurit 4 ) Bagaimanapun bentuk musuh kita, aku yakin kita sanggup mengalahkan mereka, sebab keyakinan akan membuat dunia lebih bulat lagi. Bagaimana Bung !!!!! (Mengepal)
Koor : (Berdiri Berbaris) Yesssss
Lagu :
Komandan : Si..siiap grak ! Lencang depan dan lencang kanan grak (sambil mengukur) Pas ! Pas ! Pas ! Hebat ! Turun tangan kanan grak ! Turun tangan kiri grak ! Istirahat di tempat.....! Istirahat ! (semua prajurit mencari tempat duduk masing-masing)
Prajurit 4 : (Berdiri menghadap komandan) Ka...ka..kalo begini aku izin dulu.......
Prajurit 1 : Loh mana sempet, bentar lagi penjajah datang
Prajurit 2 : Kalo begitu kita serang mereka, okey ?
Prajurit 3 : Senjatanya mana ? Pakai ini saja ya....? (mengambil benda)
Komandan : Golok, pisau, bambu runcing, bedil (sambil memperlihatkan)
Prajurit.... : (sambil memperlihatkan senata yg dipegang) Sammma!
Komandan : Nah sekarang kita serang mereka (menyerang sambil merayam)
Musik : Suara perang bom dan tembakan (sampai hening panggung kosong hanya kepulan asap mesiu)
MUNCUL EMPAT wanita desa berkebaya sambil membawa bakul
Musik : Lagu
Gadis 1 : Duuuh sepinya......ga ada siapa-siapa? Pada kemana ya...?
Gadis 2 : Loh ga tahu toh seluruh pemuda dan priya jantan sedang berperang melawan penjajah negeri ini.
Gadis 3 : Negeri ini masih dijajah ? Belanda ? Jepang ? Cina ? apa Amrik?
Gadis 4 : Konon menurut info yang bisa dipercaya (berbisik sambil berkumpul mendekat) mereka-mereka itu lebih buas daripada serigala, lebih ganas dari letusan gunung merapi dan lebih kejam dari ibu kota.
Gadis 1 : Iiihhhh jangan nakut-nakuti ah, tar aku ga berani pulang ke rumah. Aa ku belum pulang-pulang udah sepekan lamanya.
Gadis 4 : Ya sama, malah saya ditinggal udah dua pekan ga ada berita-beritanya. Dimana ya.... jangan-jangan.............................
Gadis 2 : (seperti sedang membaca puisi)
Oh........abang
Dimana gerangan berada
Lama nian aku menanti
Tak kunjung datang
Kucari alamatmu, ternyata palsu
Oh abang tega nian dikau
(Semua berdiri menyanyikan lagu)
Musik : Dangdut Alamat Palsu
KOMANADAN MASUK
Komandan : Santai dulu ah....... (duduk sambil memperbaiki dan merapikan baju)
Prajurit 4 : (datang terburu-buru) Ho’oh (sambil cari tempat duduk yang enak) Kok ga rata...? Nah hanya duduk disini yang tanpa ho’oh.
(disusul prajurit-prajurit lainnya)
Komandan : Dapat nembaknya....?
Prajurit 3 : Dapat komandan, tapi kecil-kecil musunya
Komandan : ( dengan membangggakan) Jangan sedih, walau kecil-kecil tetap harus diusir.
DATANG EMPAT GADIS
Komandan :Hai prety woman.....siapa namamu cah ayu...?
Gadis : ( dibalas dengan sikap genit )
Musik : Lagu dangdut Perawan Desa
Komandan : Hai perawan desa......
Gadis : (membalas dengan lagu tersebut)
Prajurit 2 : Loh...loh....loh....kok komandan main gitu-gituan
Prajurit 1 : Huss........ saru kamu ! Biarkan komandan bersenang-senang toh dia masih jomlo.
(datang tiga gadis membawa makanan dan membagi-bagikannya)
Komandan : Stop ! Stop ! Stop !
Kok pada gosong (sambil menimang-nimang)
Gadis 1 : Pabriknya canggih, produknya bersih.
Prajurit.... : Oh..........sama dong (bersama)
Komandan : Bagi yang rata gadis adil itu indah
Gadis ....... : Okey ....ya....ya......yaaaaa......
Gadis 2 : Ini untukku....dan ini untukku.....
Prajurit 4 : Sayanya mana...............
Gadis ....... : Nih satu, dia, tiga, empat
Prajurit 3 : Ayo gadis beri satu lagi...
Gadis 3 : Nih satu lagi (kue terjatuh)
Prajurit 4 : (memungut) Mayan belum lima menit
Prajurit 1 : Kurang ih....
Prajurit 2 : Saya juga kurang !
Gadis 4 : Nih lagi...nih lagi.....
Prajurit : (bersamaa) Kurang................
Komandan : Sudah-sudah, nikmati makanannya, nikmati rasanya, nikmati suasananya dan nikmati seasananya. (semua asyik makan kue sambil istirahat)
Musik : Bummmmmmmm!
Prajurit 1 : Suara apaan tuh.....?
Prajurit 2 : Gledeg......
Musik : Bummmmmmmm !
Prajurit 3 : Kalo itu .....?
Komandan : Bomm !
Musik : Maju Tak Gentar
Komandan : Oh bayangkan selama sebulan penuh anda terlindung di dalam hutan
Prajurit 4 : Tapi komandan, hutannya gundul kena pembalakan liar
Komandan : Biarkan negara tidak menindak Tuhan Maha Tahu, Tuan yang akan memberikan balasannya
Prajurit 1 : Be...be..belanda datang
Komandan : Nah sekarang kalian boleh pergi gadis-gadis
Prajurit : Tunggu Pak Komandan ! Kami belum puas, biarkan kami menikmati lebih lama lagi.
Gadis 1 : Lagian kita baru bertemu, sungguh Pak saya masih kangen di hutan kan ga ada siapa-siapa
Komandan : Banyak ! Hutan sekarang tempat orang-orang berdiut dan berdasi
Prajurit 2 : Kalo Pak Komandan membiarkan gadis-gadis ini pergi, nanti semangat bertempur saya mengendor
Gadis 2 : Aduh...aduh....pejuangku yang gagah-gagah, masa bertempur aja minta ditemani......Coba minum susu kuda liar dulu biar lebih greng seperti Rambo.
Prajurit 3 : Trimakasih gadis yang telah memberi saya itu......
Komandan : Nah sekarang kalian sembunyi dulu
Prajurit 4 : Tapi minum ini dulu (menyodorkan aqua)
Prajurit 1 : Sendoknya mana ?
Prajurit 4 : Glek saja langsung
Prajurit 2 : Ibu jari kan selalu jempol ya Pak ?
Komandan : Ya
Prajurit 2 : Kalo terkencing-kencing ?
Komandan : Ya ngompol
Prajurit 3 : Kok panas-panas tidur gini basah, apa rahasianya sih
Prajurit 4 : Ngompol
Komandan : Tiaraaap ! (sambil merangkak) Serbuuuu !
Musik : Suara tembakan
Muncul Belanda dengan berkostum ala konglomerat masa kini
Belanda 1 : Ekstrimis-ektrimis, keluar ! Kau akan tembak saya
(dari arah samping prajurit 1 )
Dor..! Dor..! Dor...!
Hayo keluar lagi kalian akan tembak saya
Prajurit 1 : Oh kena aku....mati.....aku.
Prajurit 2 : Dor ..! Dor...! Dor...!
Lumayan dapet satu. (sambil menendang Belanda 1)
Pergi ke neraka ! Merdeka
Belanda 2 : (muncul dari samping membelakangi Belanda 1) Dor ...!
Dor...! (Nembak prajurit 2 & 3)
Nih rasain mati kamu ! Mana lagi ekstrimis !
Prajurit 4 : (Menusuk Belanda 2) Modar sia bule-bule kota merad ke akherat ! Susul tuh teman-temanmu.
Belanda 3 : (muncul dari arah belakang) Ini dia kampret hitam yang ngedor temen-temen gue.
Haii! Kampret rasakan ini ! Dor..! Dor..! Dor..!
Prajurit 4 : Aou... perutku kena.... mati aku...merdeka!
(muncul komandan langsung nembak belanda 3)
Komandan : Dor..! Dor...! Dor...!
Hemmmmm.... kalau yang merasa dirinya belanda keluar ! Lawan saya jangan sembunyi-sembunyi.
(sambil menghitung) Udin, Amin, Usin dan Otong sekarang sudah pada meninggal, tinggal saya sendirian.
Hemmmm.... benar-benar marah aku pada Belanda. Ayo Beelanda buntung hadapi saya...! Keluar...! Keluar...!
(dari belakang Belanda 2 nembak)
Belanda 2 : Dor..!
Komandan : Aduh (memegang luka di perut)
Belanda 2 : Dor..!
Komandan : Aduh kena lagi.....
Mati aku, mati aku. Cari tempat yang empuk aahh...
(datang seorang anak sambil mengis mencari orang tuanya)
Anak : (mendekati komandan yang masih hidup) Pak Komandan ! Pak Komandan jangan mati dulu. Pak Komandan ! Pak Komandan ! Di mana abah saya ?
Komandan : Cari saja sendiri Nak! Bapak mau mati....
Anak : (mencari abah sambil membolak-balik pejuang yang mati)
Abah....abah.... di mana kamu abah.....(sambil menangis)
Bah....abah.....(menemukan) Abah.... abah....abah jangan tinggal saya, abah... saya takut sendirian abah... dengan siapa saya abah..... negeri ini butuh abah, butuh pejuang pemberantas penjajah, pemberantas korupsi, butuh penegak keadilan....hemmmm....emmm...emmm (sambil menangis dan terus menangis)
Musik : Gugur Bungah
Musik : Gebyar-Gebyar Indonesiaku (Gomloh)
(datang empat orang membawa bambu runcing dan membawakan puisi Indonesiaku)
s-oo0SELESAI0oo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar