Senin, 20 Juni 2011

GAYA BAHASA / MAJAS

1. Litotes
Majas yang menggunakan kata yang berlawanan dari maksud sebenarnya. Dengan tujuan merendah.
Contoh :
- Sesekali datanglah kegubug kecilku.

2. Sinekdok Pars Pro Toto
Menyebutkan sebagian, bermaksud seluruh bagian.
Contoh :
- Pak Darma menyembelih seekor sapi
( maksud "seekor" bukan hanya ekornya, tetapi seluruh bagian Sapi)

3. Sinekdok Totom Pro Parte
Menyebutkan seluruh, bemaksud sebagian.
Contoh :
- Pertandingan semalam dimenangkan Indonesia
( maksud "Indonesia" bukan seluruh Indonesia, tetapi hanya beberapa )

4. Eufenisme
Ungkapan pelembut
Contoh :
- Perempuan menjadi wanita
- Laki-bini menjadi suami isteri
- Bodoh menjadi kurang pandai
- Gila menjadi berubah akal

5. Hiperbola
Majas yang melebih-lebihkan, dari arti sesungguhnya.
Contoh ;
- Suaramu sampai membelah bumi
- Kebutuhan masa kini mencekik leher.

6. Alusio
Majas yang mengias dengan mempergunakan kata-kata yang lazim atau umum.
Contoh ;
- Jangan seperti kura-kura dalam perahu
( maksudnya, pura-pura tidak tahu )
- Dari tadi engkau mengantang asap saja
( maksudnya, membual / omong kosong )

7. Antonomasia
Memanggil seseorang bukan dengan namanya melainkan dengan sifat/ciri tubuhnya.
Contoh :
- Si Gendut, untuk orang yang gemuk
- Si botak, untuk orang yang botak
- Si jangkung, untuk orang yang tinggi

8. Perifrasis
Majas penguraian sepatah kata yang diganti serangkaian kata yang bermaksud sama.
Contoh :
- Pagi-pagi kami berangkat
( Menjadi, Ketika sang surya keluar dari peraduan, berangkatlah kami )
- Kereta api itu berjalan terus
( Menjadi, Kuda besi yang panjang itu berlari terus )

9. Ironi
Majas sindiran, yang bermakdus sebaliknya.
Contoh :
- Pagi benar kau datang
( sebenarnya, kesiangan )

10. Sinisme
Majas sindiran tetapi lebih kasar nadanya daripada ironi.
Contoh :
- Muntah aku melihat peragaimu

11. Sarkasme
Majas yang sangat/paling kasar, memaki dengan kata kasar dan tak sopan.
Contoh :
- Mampus pun kau takkan kupedulikan
- Cih, mukamu seperti monyet.

12. Pleonasme
Majas penegasan, kata-kata yang tidak perlu dikatakan karena sudah dikatakan oleh kata sebelumnya.
Contoh :
- Buah kelapa jatuh ke bawah
- Kami mengadah ke atas sebelum berangkat.

13. Parelelisme
Kata yang diulang terdapat pada awal kalimat disebut anafora, epifora pada ahir kalimat.
Contoh :
- Anafora
Jantungku
Apatah kekal
Apatah tetap
- Apifora
Kalai kau mau, aku akan datang
Kalau kau hendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang

14. Tautologi
Pengulangan kata berkali-kali.
Contoh :
- Bersabar, bersabar dan bersabar, tapi aku tak tahan lagi
- Siapa yang tak ingat dia yang baik, ramah serta berbud.

15. Klimaks
Menyatakan hal yang berturut-turut yang semakin menghebat/naik.
Contoh :
- Beratus, seribu bahkan berjuta orang menjadi korban gempa.

16. Antiklimaks
Menyatakan hal yang berturut-turut yang semakin melemah/turun.
Contoh :
- Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubug-gubug mengibarkan sang saka.
- Kakeknya, ayahnya, ia dan anaknya tak lepas dari buta huruf

17. Inversi
Digunakan jika predikat kalimat lebih dipentingkan daripada subjeknya.
Contoh :
- Terang bulan purnama
- Besar sekali gajinya

18. Elipsi
Subjek atau predikatnya tidak disebutkan karena dianggap sudah diketahui.
Contoh :
- Pergilah !
- Kalau masih belum mengerti akan kuterangkan sekali lagi.

19. Retoris
Menggunakan kalimat tanya tetapi takbertanya, maksudnya untuk menegaskan atau mengejek
Contoh :
- Penegasan : Mana mungkin orang mati hidup lagi?
- Ejekan : Inikah yang kau sebut belajar?

20. Koroksio
Digunakan untuk membetulkan ucapan yang salah.
Contoh :
- Dia adikku, eh salah, kakakku.
- Ibu sedang masak, ah salah ibu sedang mandi.
- Silahkan pulang, eh maaf, silahkan makan.

21. Asindeton
Beberapa hal, benda atau keadaan yang disebutkan berturut-turut.
Contoh :
- Meja, kursi, lemari lintang-pukang dikamar.
- Kain-kain, barang pecah, mainan semua ada disini.

22. Polisindetol
Beberapa hal, benda atau keadaan yang disebutkan berturut-turut yang disertakan kata penghubung.
Contoh :
- Bersiap-siaplah, hari mulai mendung-mendung tanda akan hujan.

23. Interupsi
Majas yang menggunakan sisipan (kata/frase) ditengah kalimat pokok, sebagai penegasan.
Contoh :
- Enggan - sesungguhnya takut - karena ia mengetahui rencana kita.

24. Eksklamasio
Pemakaian kata-kata seru untuk penegasan.
Contoh :
- Wah, biar kupeluk ah dengan tangan menggigil.

25. Eumaresio
Bebrapa peristiwa yang membentuksatu kesatuan, dituturkan satu persatu, hingga tampak jelas.
Contoh :
- Laut tenang. Diatas permadani biru itu tampak satu satu perahu nelayan melancar perlahan-lahan.
- Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Bintang-bintang gemerlapan.

26. Praterio
Majas, pengarang seolah menyembunyikan/merahasiakan sesuatu untuk diungkap pembaca.
Contoh :
- Saya takkan berpanjang kalam lagi tentang peristiwa itu. Nasi sudah menjadi bubur, Apa hendak dikata.
- Apa gunanya kukatakan lagi? Bukankah itu sudah menjadi rahasia umum?
-
27. Paradoks
Dalam majas ini sepintas terlihat pertentangan. Namun setelah diteliti tidak ada objek yang berlainan.
Contoh :
- Dia kaya, tapi miskin ilmu.
( kaya harta, miskin ilmu )
- Gajinya besar, tapi hidupnya melarat.
( hidup cukup, tapi jiwanya menderita karena yang dialami dalam hidupnya)

28. Antitesis
Majas pertentangan yang menggunakan paduan arti.
Contoh :
- Pria wanita, tua muda, besa kecil meramaikan lomba itu.
- Hidup matinya, susah senangnya ia gantungkan padaMu.

29. Kontradiksip In Termins
Majas ini memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudah dikatakan semula/sanggahan.
Contoh :
- Malam itu hening, talk ada satupun yang berkata, masing-masing berdiam diri dengan pikiranpnya sendiri. Hanya jam dinting yang terus kudengar berdetak-detik.
( kalau sudah dikatakan hening, berarti tak ada satupun yang terdengar )
- Semua hadir, kecuali Indra.
( kalau masih ada yang belum hadir mengapa dikatakan semua telah hadir )

30. Anakronisme
Majas ini menunjukkan bahwa dalam uraian ada sesuatu yang tak sesuai dengan sejarah. Sesuatu yang disebutkan itu belum ada dimasa lalu.
Contoh :
- Pengarang melukiskan bahwa dalam Perang Dunia 1 ada helilopter, Hal ini bertentangan dengan kenyataan, yang pada jaman itu belum ada helikopter.
- Dalam karangan Julius Caesar. Shakespear menuliskan "jam berbunyi 3 kali". Sebenarnya ketika itu belum ada jam.

31. Personifikasi
Majas penginsanan yang menghidupkan benda mati, bergerak seperti manusia.
Contoh :
- Pohon kelapa melambai-lambai.
- Riak ombak saling berlomba.

32. Metafora
Contoh :
- Raja siang
( matahari )

33. Repetisi
Klausa yang sama dalam satu kalimat.
Contoh :
- Disini dia lahir, disini ia hidup, disini ia mati.

4 komentar: